Pernahkah kalian berbicara dengan Laptop atau Smartphone kalian? Ini bukan pertanyaan gila, nyatanya kita sudah bisa melakukan hal tersebut dalam keseharian kita. Ketika berbicara pada laptop atau ponsel, pemiliknya bisa mendapatkan jawaban. Micorosoft menciptakan Cortana, sementara Apple mempunyai Siri, kemudian Google mengembangkan Google Talk.
Entah jawaban berupa ucapan juga atau menghantarkan pengguna ponsel pada laman situs tertentu. Bahkan dengan suara seseorang mampu melakukan panggilan telepon tanpa harus menyentuh layar. Teknologi tersebut dinamakan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Apakah ini temuan baru? Tidak, Konsep ini sudah jauh dipikirkan, bahkan sejak zaman Yunani Kuno. Talos dari Crete, robot perunggu dari Hephaestus, dan Galatea dari Pygmalion menjadi beberapa contoh ide “mesin yang hidup” yang dicetuskan di era tersebut. Dan ada juga yang mengatakan AI sudah mulai diciptakan manusia sejak abad ke 17 oleh para ilmuwan matematika dunia. Namun gaung ketenaran teknologi tersebut baru mencuat sekitar 1950 silam. Christopher Strachey dari University of Manchester, United Kingdom, merupakan programmer yang pertama kali menuliskan AI pada mesin Ferranti Mark I.
Apakah di Indonesia AI sudah berkembang? Ya, Di Indonesia, AI sudah berkembang dalam bentuk chatbot atau robot. Bots atau chatbots merupakan perangkat lunak berteknologi robot. Aplikasi tersebut mampu mewakili sebuah aktivitas obrolan. Bots memang belum populer. Namun dalam beberapa tahun ke depan platform tersebut akan menjadi tren bagi aplikasi ponsel pintar. Secara sederhana, bots atau chatbots memang tak bisa dilihat secara kasat mata.
Ketika berbicara tentang dampak positifnya terhadap umat manusia, AI adalah salah satu contoh teknologi yang dapat mengubah sejarah manusia secara keseluruhan, terutama ketika berbicara tentang otomatisasi dan pengolahan data yang masif.
Meski belum seperti yang ada di khayalan para penulis karya fiksi ilmiah, seluruh dunia sudah merasakan dampak positif dari kehadiran AI di tengah-tengah mereka.
Beberapa ilmuwan menentang pernyataan kecerdasan buatan mampu mencapai titik kepintaran manusia. Namun bagi beberapa ilmuwan dunia, kecerdasan buatan bahkan bisa lebih canggih apabila terus dikembangkan. Apakah kalian siap bersaing dengan kecerdasan buatan manusia?